Jumat, 26 Februari 2016

Makalah


KATA PENGANTAR

         Dengan memanjatkan puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, bimbingan, petunjuk dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan Praktik Kerja Perpustakaan (PKP) dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja Perpustakaan ini.
         Menyadari akan pentingnya peranan perpustakaan sebagai sarana dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar (KBM), maka diperlukan suatu wadah yang berfungsi menyediakan dam menyimpan bahan ajar, ilmu pengetahuan yang dapat menunjang proses KBM di suatu sekolah.
         Dalam usaha menyusun laporan Praktik Kerja Perpustakaan ini penyusun sangat menyadari masih jauh dari kesempurnaannya, untuk itu saran, kritik dan pendapat yang bersifat membangun sangat diharapkan.
         Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr.Maman Rumanta, M.Si, selaku Kepala Universitas Terbuka Pangkalpinang;
2.      Bapak Drs.Ma`in, selaku Kepala SMP Negeri 5 Pangkalpinang;
3.      Bapak Hendra, S.H, selaku Pengelola KBM Universitas terbuka Pangkalpinang;
4.      Bapak Darwin Effendi, selaku Pemantau Universitas Terbuka;
5.      Bapak Danuar, S.Sos, selaku Pembimbing Universitas Terbuka;
6.      Seluruh Guru/Staf Tata Usaha dan siswa SMP Negeri 5 Pangkalpinang;
         Adapun dalam kesempatan ini telah memberikan bantuan berupa moril maupun materil selama proses penyusunan Laporan Praktik Kerja Perpustakaan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan mendapat Ridho dan berkah-Nya. Amin.



                                                                                 Pangkapinang, 31 Maret   2011
                                                                                               

                                                                                                  Penyusun












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Perpustakaan adalah tempat pengumpulan pustaka atau kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat. Bukan hanya sekedar kumpulan/koleksi buku-buku saja, dapat pula berupa karya tulis siswa dan bahan ajar lainnya.
         Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan sekolah dikelola oleh perpustakaan yang bersangkutan. Sekolah dalam pengertian ini mencakup mulai dari sekolah taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan tingkat atas. Secara umum sesungguhnya perpustakaan sekolah bertujuan untuk mengumpulkan informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang tertata, menumbuhkan kemampuan siswa atau murid dalam menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan berbahasa dan berdaya pikir, mendidik siswa atau murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar kearah belajar mandiri. 
         Perpustakaan sekolah yang menyediakan buku-buku atau koleksi lainnya ialah sangat penting bagi guru dan siswa dalam membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Perpustakaan sekolah juga berperan besar dalam mengembangkan sikap gemar membaca dan sikap menyenangi buku.
         Melalui perpustakaan dapat dikembangkan cakrawala pandangan anak terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan alam seisinya. Sikap cinta terhadap buku perlu dikembangkan sejak usia anak-anak, karena didalam perpustakaan kita dapat mengetahui ilmu pengetahuan sesuai dengan pribahasa yang ada yaitu perpustakaan adalah jendela dunia.
         Untuk memenuhi kebutuhan pemakai/pengguna dalam menemukan informasi di suatu perpustakaan, pengelola perpustakaan dapat melakukan sharing kepada perpustakaan lain, karena bila di dalam perpustakaan tersebut tidak memiliki informasi yang dibutuhkan maka kita dapat membantunya dengan mencari informasi di perpustakaan lain. Oleh sebab itu kerja sama antar perpustakaan juga sangat penting untuk mengembangkan perpustakaan menjadi perpustakaan yang berkualitas.
         Di dalam perpustakaan selalu ada buku-buku yang diatur dalam golongannya, tempat  yang khusus untuk menyimpannya, pegawai yang memelihara serta  melayani anggota dan ada anggota-anggota yang meminjam buku-buku tersebut.
         Selanjutnya agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perpustakaan sekolah mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk itu perpustakaan pada setiap sekolah sangat dibutuhkan. 

         Adapun tujuan dari perpustakaan sekolah yaitu:
1.      Pendidikan yang menunjang kurikulum pendidikan.
2.            Membekali siswa dengan keterampilan mencari, mengolah dan mengevaluasi   informasi
3.      Perkembangan pribadi dan watak siswa
4.      Sebagai sarana untuk melakukan penelitian sederhana dan rekreasi
         Tujuan perpustakaan tidak dilepas dari fungsi perpustakaan. Tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan. Adapun fungsi perpustakaan sekolah ditekankan kepada pendidikan, yaitu:
1.            Bagi siswa: untuk kepentingan proses belajar, sehingga dapat berprestasi di dalam belajarnya.
2.            Bagi guru: dalam hal penambahan ilmu pengetahuan, untuk mengadakan penyelidikan ilmiah demi kemajuan dan prestasi dirinya.                                          
         Dari hal di atas dapat kita ketahui bahwa kerja sama pengelola perpustakaan dan guru juga sangat penting agar tujuan dalam pendidikannya tercapai.




B.     Tujuan Praktik Kerja Perpustakaan
         Untuk memperluas ilmu kepustakaan bagi mahasiswa Universitas Terbuka, perlu diadakannya kegiatan Praktik Kerja Perpustakaan ini agar dapat mempraktikkan ilmu pengetahuan yang didapat di Universitas Terbuka. Kegiatan lapangan ini memang sangat tepat dan baik. Adapun tujuan dari Praktik Kerja Perpustakaan (PKP) ini antara lain adalah :
1.      Mempraktikkan ilmu yang dipelajari ke dalam lingkungan perpustakaan sesuai dengan prosedur pelaksanaan kegiatan perpustakaan;
2.      Memantapkan profesionalisme dalam melaksanakan pengelolaan dilingkup ilmu perpustakaan;
3.      Untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis serta mencari alternatif (solusi) pemecahan masalah yang ditemukan di perpustakaan pada saat melaksanakan praktik;
4.      Dapat menyesuaikan diri dan memahami kualitas pribadi antar sesama pustakawan dan lingkungan setempat;
5.      Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam bidang ilmu perpustakaan maupun bidang pendidikan;
6.      Dapat mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah selama praktik;
7.      Mengetahui secara langsung bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan perpustakaan;
8.      Dapat memahami perlunya kerjasama antar pengelola perpustakaan dengan guru-guru.
C.          Sistematika/Metode Penyusunan
         Sistem adalah jaringan dari pada elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.
         Berdasarkan pengertian diatas untuk membantu penyusun memberikan gambaran secara keseluruhan dari penulisan laporan Praktik Kerja Perpustakaaan (PKP) ini penyusun mengemukakan sistematika ini menjadi 4 bab, yang mana satu sama lain memiliki hubungan dalam pelaksanaan kegiatannya.
         Adapun sistematika laporan Praktik Kerja Perpustakaan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
         Dalam hal ini diuraikan beberapa hal tentang perpustakaan yang penting untuk diketahui yaitu:
1.      Latar Belakang;
2.      Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Perpustakaan
3.      Sistematika/Metode penulisan laporan;

BAB II KEADAAN PERPUSTAKAAN
         Dalam bab ini diuraikan beberapa hal tentang keadaan perpustakaan ditempat melaksanakan Praktik Kerja Perpustakaan, antara lain:
1.      Sejarah berdirinya Perpustakaan;
2.      Gedung Perpustakaan;
3.      Ruang perpustakaan;
4.      Perlengkapan di Perpustakaan;
5.      Koleksi;
6.      Struktur Organisasi;
7.      Tenaga pengelola perpustakaan;
8.      Layanan perpustakaan;
9.      Dana;
10.  Lampiran-lampiran;

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
         Dalam melaksanakan Praktik Kegiatan ini tentunya ada permasalahan-permasalahan yang kita temui selama proses itu berlangsung, untuk itu di bab ini kita dapat mengembangkan dan mencari solusi dalam setiap ilmu pengetahuan yang di dapat.                                       
         Untuk itu, dalam bab ini menjelaskan tentang permasalahan yang ada di perpustakaan dan pemecahan masalah yang ada di perpustakaan tersebut.

BAB IV PENUTUP
         Dalam Bab ini penyusun membuat suatu kesimpulan dari hasil Praktik dan saran-saran yang disampaikan sebagai masukan yang positif untuk perbaikan selama Praktik Kerja Perpustakaan.

        


BAB II
KEADAAN PERPUSTAKAAN

A.          Sejarah Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang
          Sejarah Perpustakaan telah di mulai sejak adanya peninggalan berupa tulisan sejak adanya peradaban. Peradaban tertua dimulai di Sumeria, ke Bolylonia kemudian ke Mesir dan seterusnya. Peningglan berupa tulisan yang dipahatkan pada tanah liat ditemukan pada peradaban di Sumeria. Lempeng tanah liat itulah yang kemudian menjadi dasar koleksi perpustakaan di Nineveh. Hieroglyf yang dipahatkan di kuil dan makam merupakan cerminan orang mesir purba dalam rangka perkembangan peradabannya, kemudian disusul penemuan rumput disekitar sungai Nil sebagai bahan tulisan, disebut papyrus.
          Sejak zaman kerajaan-kerajaan Majapahit, Singosari, Mataram dan lain-lainnya, perpustakaan hanya dipakai oleh kalangan raja-raja/para bangsawan. Koleksinya ditulis pada daun lontar, bamboo atau kulit kayu, dan koleksi umunya berupa mantra-mantra, do`a silsilah keluarga raja, pujian keagamaan, ramuan obat-obatan dan adat kebiasaan.
          Setelah Indonesia merdeka para ahli perpustakaan membangun berbagai perpustakaan, yaitu:
1.      Perpustakaan Hatta Foundation didirikan pada tanggal 25 Agustus 1950, tujuannya membantu terbentuknya perpustakaan nasional yang bersifat universal;
2.      Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial didirikan pada tanggal 7 Juni 1952. Perpustakaan ini diserahkan oleh Stichting voor Culturele Samenwerking yaitu sebuah Badan Kerjasama Kebudayaan antara Pemerintah Indonesia dan Belanda kepada Pemerintah RI;
3.      Konferensi Perpustakaan seluruh Indonesia ke I;
4.      Berdirinya kantor Bibliografi Nasuional;
5.      Berdirinya Perpustakaan Negara, termasuk perpustakaan sekolah.
          Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang diresmikan tanggal 9 September 1982. Dibangun dengan ukuran 12m x 7m dan terbagi atas 3 ruang yaitu, ruang baca sekaligus ruang koleksi, gudang dan ruang kerja. Dan pada tahun 2004 dengan di biayai oleh dana Komite Sekolah perpustakaan ini di rehabilitasi dan diperluas menjadi 17m x 7m dengan terbagi menjadi 4 ruang yaitu, ruang baca, ruang koleksi, gudang dan ruang kerja.
         Perlengkapan perpustakaan seperti rak buku, rak referensi, rak katalog, dan perlengkapan lainnya yang bersangkutan dengan keperluan perpustakaan dibiayai oleh proyek pengembangan pendidikan Sumatera Selatan, Komite Sekolah dan Dana APBD.
         Adapun visi dan misi perpustakaan ini adalah:
Visi :       Menciptakan dan menanam rasa cinta terhadap buku untuk menuju budaya gemar membaca.
Misi:       Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pengguna dan menumbuhkembangkan minat baca, bahasa dan daya pikir siswa kearah self study.

B.           Gedung/Ruang  Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang        Gedung/ruangan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, tempat aktivitas layanan perpustakaan, tempat bekerja para petugas perpustakaan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1.      Gedung perpustakaan terletak dilokasi yang mudah dijangkau;
2.      Disesuaikan dengan kebutuhan dan memudahkan kelancaran tugas-tugas perpustakaan;
3.      Penataan gedung/ruangan Perpustakaan memiliki nilai-nilai artistik;
4.      Lintas udara di perpustakaan berjalan dengan baik, adanya ventilasi udara;
5.      Cahaya dalam ruangan nyaman dengan penerangan yang merata keseluruh ruangan;
6.      Ruangan yang diperlukan:
a.       Ruangan penyimpanan koleksi, dipisahkan antara karya cetak, karya rekam, dan bahan pustaka;
b.      Ruangan baca umum, ruang referensi, ruang alat pandang dengar;
c.       Ruang layanan sirkulasi, ruang untuk memamerkan buku baru;
d.      Ruang pengolahan bahan pustaka;
e.       Ruang serba guna.
         Menyadari akan pentingnya peranan perpustakaan sebagai sarana dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar, maka diperlukan wadah yang berfungsi menyediakan buku-buku ilmu pengetahuan dan bahan ajar yang dapat menunjang proses kegiatan tersebut.
         Luas suatu perpustakaan sangat mempengaruhi dalam penempatan koleksi perlengkapan perpustakaan lainnya. Gedung Perpustakaan ini terletak di dalam lingkungan SMP Negeri 5 Pangkalpinang yang berada di Jalan Pahlawan 12 Kelurahan Keramat Pangkalpinang.

 
 











Gambar 1.
Gedung Perpustakaan Tampak depan Pintu Utama






 
 









Gambar 2.
Gedung Perpustakaan Tampak Depan Pintu samping(II)

C.    Ruangan Perpustakaan
         Perpustakaan memerlukan tersedianya ruang atau gedung yang mencukupi. Ruang atau gedung perpustakaan digunakan antara lain untuk ruang pembaca, ruang pelayanan, ruang untuk penyimpanan koleksi, ruang kerja tenaga perpustakaan.
         Ruang atau gedung harus memiliki penerangan atau cahaya yang baik serta sirkulasi udara yang memadai agar dapat terciptanya kenyamanan dan kesehatam pengunjung. Ruang atau gedung perpustakaan dianjurkan memiliki tempat atau lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan terhindar dari keramaian yang dapat mengganggu pengunjung.
         Dengan luas 119 m2 Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang terbagi atas 3 ruang yaitu, ruang baca, ruang koleksi, ruang kerja dan gudang. Ruang baca yang cukup luas dengan ukuran 9m x 7m mempengaruhi ketenangan dan kenyamanan pengguna dalam menggunakan perpustakaan.
         Ruang koleksi dengan luas 35 m2 dengan ukuran 5m x 7m  dapat menempati 9 rak buku, yang masing-masing buku tersusun berdasarkan klasifikasi buku tersebut. Dengan menggunakan system DDC.
         Ruang sirkulasi berada dibelakang ruang baca yang berukuran 3,5m x 3,5m berfungsi untuk menyimpan koleksi perpustakaan yang lama maupun bahan pustaka(buku) yang belum dikelola. Ruang ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena ruangan ini tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, oleh sebab itu ruangan ini digunakan  untuk menyimpan arsip dan koleksi pustaka lainnya.
          Keadaan Ruang perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang.
 
 










Gambar 3.
Ruang Baca Perpustakaan SMPN 5
 
 










Gambar 4.
Ruang koleksi Perpustakaan SMPN 5

D.    Perlengkapan/peralatan  Perpustakaan
         Perlengkapan di dalam perpustakaan dapat diartikan sebagai alat bantu atau alat yang dibutuhkan guna mensukseskan proses kegiatan pelayanan dengan sistem dan kegunaannya.
         Peralatan perpustakaan perlu tersedia untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan layanan perpustakaan bagi para pemakai/pengguna Perpustkaan. Perlengkapan yang ada di dalam perpustakaan dicatat dalam kartu inventaris barang milik SMPN 5 Pangkalpinang. Perlengkapan tersebut antara lain:
Tabel 1. 1
Perlengkapan Barang Perpustakaan

E.     Koleksi Perpustakaan
         Koleksi Perpustakaan merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan layanan Perpustakaan. Oleh karena itu keberadaan koleksi perpustakaan harus dibina, dirawat, diatur dan sangat penting harus dikembangkan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pemakai perpustakaan.
         Koleksi yang ada didalam ilmu perpustakaan meliputi bahan bacaan/karya dalam bentuk letak maupun rekam. Koleksi yang ada diperpustakaan SMPN 5 dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh para pengguna dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku atau aturan yang ada didalam perpustakaan ini.
         Untuk menambah koleksi diperpustakaan, pihak pengelola perpustakaan dapat memperolehnya dengan beberapa cara yaitu dengan hadiah, membeli atau sumbangan dari siswa kelas 3 yang telah menyelesaikan pendidikannya di SMPN 5 Pangkalpinang.
         Koleksi Perpustakaan merupakan bahan pemakai/pengguna yang diolah, diorganisasi, disimpan, dan selanjutnya disajikan kepada para pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi. Dimana koleksi ada yang meliputi bahan bacaan dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam. Semua koleksi perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan para pengguna atas kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan sekolah itu sendiri. Koleksi perpustakaan dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu, dengan hadiah, tukar-menukar, sumbangan dan membeli.
         Adapun koleksi bahan pustaka yang ada di Perpustakaan SMPN 5 Pangkalpinang tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Keadaan buku Perpustakaan
         Beberapa contoh koleksi perpustakaan SMPN 5 Pangkalpinang adalah buku-buku, CD, peta, dan lainnya. Jenis koleksi lainnya yaitu:
1.      Bahan pustaka yang tercetak
a)      Buku
b)      Surat Kabar (Bangka Pos)
c)      Majalah (kartini, Femina)
d)     Buletin (Pelangi)
2.      Bahan pustaka yang terekam yaitu berupa CD.


F.     Struktur Organisasi Perpustakaan
         Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
         Kegiatan kerja perpustakaan ditetapkan berpedoman kepada masalah praktis yang dihadapi. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah membuat suatu “struktur organisasi.” Masalah organisasi harus ditangani secara benar. Stuktur organisasi dibuat lengkap menurut rencana kebutuhan, dengan adanya struktur organisasi kita dapat mengatahui formasi kepegawaian yang ada dalam struktur tersebut.
         Skema atau bagan struktur organisasi sebaiknya dilengkapi dengan penjelasan peneterapannya, dibuat selalu up-date, berarti sesuai dengan kenyataan.
KEPALA SEKOLAH
 
         Adapun struktur organisasi perpustakaan dapat digambarkan sebagai berikut:
 








Keterangan :
1 .     Kepala Sekolah:
Bertugas dan bertanggung jawab penuh tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang telah diprogramkan.
3.      Kepala Perpustakaan
b.       Bertugas dan bertanggung jawab penuh tentang penyelenggaraan dan pengelolaan seluruh unit perpustakaan sekolah;
c.       Mengkoordinir tata kerja perpustakaan sekolah;
d.      Menetapkan kebijakan-kebijakan intern yang khusus dalam bidangnya.
4.      Bagian Layanan Teknis, meliputi:
a.       Urusan Pengadaan Pustaka
- Menyeleksi koleksi perpustakaan;
- Memperhatikan menanggapi selera pemustaka;
- Menginventariskan buku-buku.
b.      Urusan Pengolahan;
- Menetapkan nomor buku, mencap buku, membubuhi nomor buku;
- Menyiapkan kartu catalog, kartu buku, kantong buku, kartu tanggal dan lain sebagainya.
c.       Urusan Pemeliharaan
- Mengatur buku (shelving), menjaga kebersihan ruang, Menjaga keselamatan buku, memperbaiki kerusakan (buku, majalah, Koran):
-   Menjilid buku, majalah dan Koran.

d.      Urusan referensi
- Memberi saran tentang sumber-sumber referensi;
- Memberi bimbingan membaca dan diskusi;
- Mengeluarkan book display.
5.      Bagian Layanan Pembaca  
a.   Urusan Pelayanan
b.   Melayani pengunjung, permintaan, peminjaman:
          c.   Melakukan penagihan dan membuat laporan kegiatan.
d. Bertugas membantu pengguna/pemakai dalam mencari informasi, membimbing pembaca, literatur dan referensi.

G.    Tenaga Pengelola Perpustakaan
         Sumber daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pengelolaan perpustakaan, dan merupakan motor penggerak dinamisator dan motivator pekerjaan di perpustakaan, sebaiknya berlatar belakang pendidikan perpustakaan atau bidang lain ditambah diklat perpustakaan.
         Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lainya.  Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi instansi pemerintah dan unit tertentu lainnya.
         Yang dimaksud dengan tenaga perpustakaan adalah orang yang berhubungan langsung dengan segala kegiatan yang ada di perpustakaan. Orang yang memiliki tugas tersebut disebut pustakawan, yaitu orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal dalam bidang ilmu dokumentasi, perpustakaan dan informasi. Untuk memenuhi kebutuhan itu perlu adanya perencanaan sumber daya manusia secara sistematik dan sesuai dengan organisasi di waktu yang akan datang. Manfaat perencanaan ketenagaan ini, antara lain:
1.      Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia;
2.      Memadukan kegiatan personalia dan tujuan organisasi di waktu yang akan datang secara efisien;
         Adapun tugas pokok tenaga atau staf perpustakaan di sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah;
2.      Memformulasikan dan menimplementasikan kebijakan pengembangan jasa;
3.      Mengembangkan kebijakan sistem pengadaan sumber daya perpustakaan;
4.      Mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan;
5.      Melatih cara pengguna perpustakaan;
6.      Melatih pengetahuan dan keterampilan informasi;
7.      Membantu murid dan guru mengenai penggunaan sumber daya perpustakaan dan teknologi informasi;
8.      Mempromosikan program membaca dan kegiatan budaya;
9.      Ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum dan evaluasi aktivitas pembelajaran;
10.  Melakukan pengawasan dan pelaporan kegiatan secara tertulis;
            Di Perpustakaan memiliki  jabatan fungsional yang berarti kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu beserta bersifat mandiri. Hal diatas didasari oleh Keputusan Menpan Nomor 132/KEP.M.PAN/12/2002 tanggal 3 Desember 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, adalah hasil revisi/penyempurnaan Keputusan Menpan Nomor 33/MENPAN/1998 tahun 1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
            Tugas pokok dari jabatan fungsional ini berbeda sesuai dengan tingkatannya.
 adapun jenjang jabatan pustakawan tingkat terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi adalah:
1)      Pustakawan pelaksana (IIb/, II/c, II/d), serendah-rendahnya memiliki ijazah D-II, D-III.
2)      Pustakawan Pelaksana lanjutan (III/a, III/b)
3)      Pustakawan Pelaksana Penyelia (III/c, III/d)
Jenjang Jabatan Pustakawan tingkat ahli dari yang terendah sampai tertinggi adalah:
1)      Pustakawan Pertama (III/a, III/b)
2)      Pustakawan Muda (III/c, III/d)
3)      Pustakawan Madya (IV/a. IV/b, IV/c)
4)      Pustakawan Utama (IV/d. IV/e)
         Adapun di SMPN 5 Pangkalpinang ini memilliki 2 tenaga Perpustakaan yang antara lain seorang Guru Mata Pelajaran yang pendidikannya berlatar belakang Sarjana Bahasa Indonesia sebagai Kepala Perpustakaan, bukan termasuk ke dalam fungsional pustakawan dan Tenaga Pengelolanya berpendidikan berlatar belakang SMA yang sekarang juga merupakan mahasiswa UT.

H.    Layanan perpustakaan
         Menurut Nasution (1990, 139) “Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan pustaka harus sewaktu-waktu tersedia bagi mereka yang memerlukannya;….” Perpustakaan sekolah memberikan pelayanan kepada guru, murid, dan orang tua murid. Guru-guru dipacu untuk memakai perpustakaan sehingga  mereka juga dapat menyuruh murid-murid untuk mencari bahan yang ada di perpustakaan.
         Fungsi pelayanan perpustakaan adalah mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati.  Harus diusahakan agar perpustakaan menyelenggarakan kegiatan yang membuat pembaca senang datang  ke perpustakaan.
         Sesuai dengan fungsi perpustakaan, fungsi perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan perpustakaan, sesuai tujuan lembaga tempat perpustakaan itu bernaung. Fungsi perpustakaan antara lain:
a.       Fungsi Informasi
b.      Fungsi Edukasi
c.       Fungsi Rekreasi
d.      Fungsi Pelestarian Dan Deposit
e.       Fungsi Penelitian
      Adapun sistem pelayanan di perpustakaan yakni ada tiga sistem, yaitu:
1.      Sistem Layanan Terbuka (Open Access)
Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pemakai/pengguna untuk mencari dan menemukan bahan pustaka yang diperlukan secara langsung. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pemakai/pengguna untuk mendapatkan koleksi seluas-luasnya, tidak sekedar membaca-baca, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada di rak.
          Kelebihan layanan terbuka antara lain:
a.       Pemakai bebas memilih bahan pustaka di rak;
b.      Pemakai tidak harus menggunakan catalog;
c.       Pemakai dapat mengganti bahan pustaka yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicari tidak ada;
d.      Pemakai dapat membandingkan isi bahan pustaka dengan judul yang dicarinya;
e.       Bahan pustaka lebih bermanfaat dan didayagunakan.



            Layanan terbuka juga memiliki kelemahan, antara lain:
a.         Pemakai cenderung mengembalikan bahan pustaka seenaknya, sehingga mengacaukan dalam penyusunan bahan pustaka di rak;
b.        Lebih besar kemungkinan kehilangan bahan pustaka;
c.         Tidak semua pemakai paham benar dalam mencari bahan pustaka di rak apalagi jika koleksinya sudah banyak;
d.        Bahan pustaka lebih cepat rusak;
e.         Terjadi peubahan susunan bahan pustaka di rak, sehingga perlu pembenahan terus menerus.

2.      Sistem Layanan Tertutup (Close Access)
Pada sistem layanan koleksi tertutup, pemakai tidak boleh langsung mencari dan mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan mencarikan dan mengambilnya di rak.
Kelebihan sistem layanan tertutup sebagai berikut:
a.       Bahan pustaka tersusun rapi di rak, karena hanya petugas yang mengambil;
b.      Kemungkinan kehilangan bahan pustaka kecil;
c.       Bahan pustaka tidak cepat rusak;
d.      Penempatan kembali bahan pustaka yang telah digunakan ke rak lebih cepat;
e.       Pengawasan dapat dilakukan secara longgar;
f.       Proses temu kembali lebih efektf.
Kekurangan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut:
a.       Pemakai tidak puas dan bebas dalam menemukan bahan pustaka;
b.      Bahan pustaka yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai;
c.       Tidak semua pemakai/pengguna paham dalam menggunakan tehnik mencari bahan pustaka melalui catalog;
d.      Tidak semua koleksi dimanfaatkan dan didayagunakan oleh pemakai/pengguna.

3.      Sistem Layanan Campuran (Mixed Access)
Pada sistem ini menerapkan dua sistem pelayan sekaligus, yaitu layanan terbuka dan layanan tertutup. Perpustakaan yang menggunakan sistem layanan campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, koleksi referensi atau tesis, sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan sistem layanan terbuka.
Kelebihan sistem layanan campuran  
a.       Pemakai/pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum secara bersamaan;
b.      Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi;
c.       Menghemat tenaga layanan.
Kelemahan sistem layanan campuran sebagai berikut:
a.       Petugas sullit mengontrol pemakai yang menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus;
b.      Ruang koleksi referens dan koleksi umum menjadi satu;
c.       Perlu pengawasan yang lebih ketat.
          Adapun perpustakaan sekolah biasanya menggunakan sistem layanan terbuka dimana siswa dapat langsung menemukan buku atau informasi yang dibutuhkan. Demikian halnya dengan Perpustakaan SMPN 5 Pangkalpinang yang menggunakan sistem layanan tersebut.

I.       Dana
         Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi ‘momok’ bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan pengembangan program-program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan dalam sebuah dokumen perencanaan bagi perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan.
          Rencana pendanaan harus menjadi bagian integral dari pendanaan rutin sekolah. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
         Dana atau anggaran merupakan unsur utama untuk menjalankan dan membantu kelancaran suatu kegiatan di perpustakaan tersebut. Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Pangkalpinang mendapat dana untuk pembangunan dan operasional Perpustakaan dari BOS APBN .
         Adapun koleksi yang dibeli dari dana BOS tersebut adalah:
No.
Tahun
Buku Yang di Beli
Judul
Eksemplar
1
2
3
4
5
6
2005
2006

2007

2008

2009

2010

20

30

1

30

3

20
60
100
10
110
80
40
        
         Pada tahun sebelumnya perpustakaan ini mendapat dana untuk membeli koleksi berasal dari Komite Sekolah.


BAB III
MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A.          Latar Belakang
          Pengembangan koleksi merupakan suatu proses universal untuk perpustakaan karena setiap perpustakaan akan membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna/pemakai perpustakaan. Kegiatan membangun koleksi perpustakaan dikenal dengan istilah pengembangan koleksi, dalam hal inilah penyusun akan membahas pengembangan koleksi di Perpustakaan SMPN 5 Pangkalpinang yang kurang ditingkatkan.
          Pengembangan koleksi dalam The ALA Glosaary of Library and Information science (1983) didefinisikan yaitu, “A term which encompasses a number of activities related to the development of the library collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs of users and potential users, collection use studies, collection evaluation, identification of collection needs, selection of materials, planning for resource sharing, collection maintenance and wedding.”
          Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan suatu proses kegiatan yang menetapkan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan koleksi perpustakaan termasuk menetapkan dan koordinasi terhadap kebijakan koleksi penilaian terhadap pengguna potensial, kajian penggunaan koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan untuk bekerja sama pemeliharaan dan penyiangan .
          Ruang lingkup kegiatan pengembangan koleksi sangatlah luas cakupannya, tidak hanya sekedar melakukan pengadaan bahan pustaka, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap koleksi tersebut sehingga istilah pengembangan koleksi juga dikenal dengan istilah pembinaan koleksi.
          Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam cara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumber daya informasi yang diproduksi didalam maupun diluar organisasi. Sesuai dengan tujuan dari perpustakaan sekolah yaitu:
1.      Untuk Pendidikan, yaitu menunjang kurikulum pendidikan;
2.      Informasi, membekali siswa dengan keterampilan, mengolah dan mengevaluasi informasi;
3.   Pengembangan pribadi dan watak;
4.      Penelitian sederhana dan rekreasi.
         Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama dalam pemyelenggaraan layanan perpustakaan. Oleh karena itu keberadaan koleksi perpustakaan harus dibina, dirawat, diatur dan sangat penting harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna/pemakai.
         Ketersediaan sumber daya manusia untuk mengelola perpustakaan sekolah termasuk hal yang belum mendapat perhatian yang serius. Kebayakan  perpustakaan sekolah dikelola oleh guru yang ditunjuk. Jadi pada umumnya perpustakaan sekolah belum mempunyai petugas khusus yang sudah memperoleh pendidikan atau pelatihan perpustakaan. Bahkan tidak sedikit perpustakaan yang menugaskan murid atau siswa secara bergantian untuk mengelola perpustakaan sekolah.
         Tenaga  kepustakawan  di dalam perpustakaan juga sangat mendukung atas keberhasilan suatu perpustakaan. Pustakawan yang berpendidikan atau mempunyai pengalaman (kursus, diklat) lebih dapat mengatur, mengorganisir, mengelola suatu perpustakaan dibandingkan staf yang bekerja di perpustakaan dan tidak memiliki keterampilan di dalam bidang yang ia tekuni.
         Dalam rangka upaya meningkatkan mutu, keterampilan, keahlian dan pembinaan professional dan memupuk kegairahan kerja pustakawan dengan sebaik-baiknya sehingga dengan demikian dapat dikembangkan bakat, minat dan kemampuan yang ada pada diri masing-masing secara wajar.
         Dengan memahami pengertian dari perpustakaan, tentunya tidak lepas juga dari tenaga yang mengelola perpustakaan tersebut. Pustakawan adalah Pegawai Negeri sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit tertentu.
            Tenaga yang bekerja di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu:
1.      Tenaga perpustakaan yang berkualifikasi pendidkan bidang perpustkaan, mulai dari Diploma II (D-II dan D-III), Strata 1, serta 2;
2.      Tenaga perpustakaan yang berkualifikasi pendidikan bidang non-perpustkaan, mulai dari Diploma (D-II dan D-III), dan jenjang pendidikan diatas itu;
3.      Tenaga yang berkualifikasi pendidikan setingkat SMA atau jenjang pendidikan dibawah itu;
    Tenaga perpustakaan yang memenuhi persyaratan, dapat menjadi pejabat fungsional. Berdasarkan data Perpustakaan Nasional RI, jumlah tenaga perpustkaan di Indonesia sekitar 139.000 orang, dan bekerja disekitar 110.000 perpustkaan, yaitu Perpustakaan Nasional RI, dan 26 Perpustakaan daerah; Perpustakaan Umum termasuk perpustakaan Keliling; Perpustakaan Desa, Perpustakaan Tempat Ibadah; Perpustakaan Sekolah; Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan Perpustakaan Khusus , termasuk perpustakaan dinas atau instansi, dan pusat dokumentasi.
    Dari jumlah tenaga perpustakaan tersebut hanya kurang dari 10% adalah termasuk pustakawan yang berkualifikasi pendidikan ilmu perpustakaan dan pejabat fungsional Pustakawan, atau sejumlah 1.300 orang saja. Untuk itu masalah dalam pengembangan tenaga kepustakawan pada dasarnya sangat dibutuhkan.
Dari hal diatas untuk Perpustakaan SMPN 5 Pangkalpinang ini pada dasarnya sangat membutuhkan dan masih kekurangan pegawai perpustakaan yang memiliki kemampuan atau pendidikan di bidang Perpustakaan yang dapat mengembangkan perpustakaan ini menjadi lebih baik dan berfungsi dengan baik pada dasarnya. 
          Peningkatan citra perpustakaan diharapkan akan meningkatkan daya tarik perpustakaan yang pada gilirannya akan membuat orang sering datang dan menggunakan layanan perpustakaan. Untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan yang telah diselenggarakan dengan inventaris yang mahal, layanan pendukung pelayanan perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Secara umum perpustakaan di Indonesia belum banyak yang menerapkan konsep dan prinsip serta strategi pemasaran untuk meningkatkan pemanfaatan layanannya oleh pengguna perpustakaan, baik yang aktual maupun yang potensial.
          Pada dasarnya usaha-usaha untuk membuat perpustakaan berhasil dalam kegiatan pemasaran dan promosi layanan mendapat kendala yang berasal dari dalam maupun luar perpustakaan.
          Ada beberapa kendala yang sebenarnya berasal dalam perpustakaan. Baik itu dari perpustakaan maupun dari pustakawannya sendiri. Oleh karena itu kendala ini berasal dari dalam perpustakaan, maka peluang besar kendala itu dapat di tanggulangi sendiri oleh perpustkaan atau pustakawan. Kendala-kendala itu seperti antara lain: 
a.       Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran;
b.      Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanyalah sebuah gedung buku;
c.       Tidak memadainya gedung perpustakaan;
d.      Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan baru;
e.       Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan.
    Adapun kendala dari luar seperti antara lain:
a.     Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan terhadap perpustakaan;
b.    Lemahnya manajemen organisasi;
c.    Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan;
d.   Staf pengajar atau guru di sekolah kurang banyak memberi tugas siswa/murid yang dapat memaksa mereka untuk menggunakan perpustakaan. 

B.           Masalah  
          Jika kita memperhatikan salah satu jenis perpustakaan yaitu jenis perpustakaan sekolah, maka gambaran diatas akan semakin jelas. Perpustakaan sekolah penting bagi siswa karena perpustakaan sekolah untuk menyimpan berbagai informasi yang sangat berguna bagi mereka. Akan tetapi kenyataannya banyak anggota perpustakaan yang belum mengenal perpustakaan sekolah. Sebagian siswa tidak mengetahui pelayanan yang dapat diperoleh dari perpustakaan sekolah. Mereka pada umumnya tidak mengerti bagaimana cara memperoleh atau cara menggunakan bahan pustaka yang ada. 
          Untuk Perpustakaan di SMPN 5 Pangkalpinang ini sama persis halnya yang terurai diatas, adapun kendalanya berasal dari dalam dan luar. Untuk itu perpustakaan ini dapat meningkatkan pelayanan lebih baik dengan adanya promosi perpustakaan.
          Berdasarkan latar belakang yang ada, dari uraian diatas dapat disimpulkan permasalahan yang belum ditingkatkan  di dalam perpustakaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Kurang ditingkatkannya pengembangan koleksi di perpustakaan tersebut;
2.      Kurangnya tenaga kerja di perpustakaan tersebut dan belum memiliki tenaga yang berpendidikan formal agar perpustakaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa;
3.      Kurang ditingkatkannya promosi perpustakaan sehingga perpustakaan kurang diminati oleh siswa untuk menjadikan perpustakaan salah satu tempat penemuan informasi.

C.          Pemecahan
         Perpustakaan sekolah sangat penting bagi dunia pendidikan didalam meningkatkan program pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat didalam kukrikulum, sebagai tempat penyimpanan berbagai sumber informasi, rekreasi, serta meningkatkan bakat dan kegemarannya bagi para pengguna/pemakai perpustakaan sekolah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di dalam perkembangan Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang ini, yaitu:
1.      Menurut Yuyu Yulia. (Pengembangan Koleksi, 2001) bahwa pengembangan koleksi di perpustakaan sekolah diutamakan untuk mendukung kurikulum sekolah. Setiap pengadaan materi ditekankan untuk kebutuhan belajar dan pengajaran, dan seleksi dilakukan oleh para guru. Bahan pustaka yang diutamakan adalah terbitan masa kini, hanya sedikit yang berkaitan dengan masa lalu (retrospective library material). Materi audio visual diperlukan dalam koleksi perpustakaan sekolah. Materi pembelajaran tertentu memerlukan penggambaran secara visual sehingga anak-anak tidak hanya mereka-reka terhadap materi yang diajarkan gurunya, tetapi secara jelas dapat dilihat materi audio visual. Bagi anak yang kemampuan menyerap pelajarannya di bawah rata-rata dapat mempelajari materi secara berulang-ulang dngan memutar kembali media audio visual terkait. Akhir-akhir ini media audio visual ini sudah berkembang menjadi materi multimedia yang memungkinkan pengguna/pemakai berinteraksi secara aktif dengan materi pelajaran yang dibahas sehingga siswa bisa lebih mendalami pelajaran tersebut.
Perpustakaan sekolah  biasanya memiliki dana pengembangan koleksi terbatas, begitu juga jumlah pustakawan biasanya terbatas. Untuk keadaan di Indonesia masih sangat menyedihkan, banyak sekolah yang bahkan tidak memiliki perpustakaan. Sangat diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama semakin banyak pihak sekolah yang menyadari pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan mutu siswa peserta didik di sekolahnya.
Koleksi perpustakaaan sekolah perlu memasukkan unsur fiksi tetapi bukan sembarang fiksi, harus yang kandungan sastranya sangat kental. Anak-anak perlu dibina untuk menyukai kesusastraan asli bangsanya sehingga akan membentuk generasi penerus yang sangat mengenal kebudayaan asli bangsanya, tidak mudah meniru kebudayaan bangsa lain terutama yang tidak sesuai dengan kebudayaan sendiri. Buku-buku fiksi sains akan sangat membantu siswa mencintai sains, buku-buku matematika, fisika dan lain sebagainya yang dibahas dengan cara yang menyenangkan perlu ada di perpustakaan sekolah agar anak-anak menyenangi buku ilmu tersebut disamping juga terus menempa kesukaan untuk membaca. 
Akses ke internet diharapkan mulai diperkenalkan dari tingkat sekolah dasar. Pustakawan bisa mencarikan situ-situs apa saja yang cocok untuk tingkat anak-anak sekolah dasar, begitu juga dengan perpustakaan level sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mempunyai materi pokok yang sama. Biasanya jumlah sekolah dengan level yang sama pada sebuah kota banyak sekali sehingga apabila membuat jaringan maka akan banyak yang bisa menjadi anggota untuk saling mendukung dalam memberikan pelayanan kepada siswanya. Apabila koleksi untuk materi pokok tidak mungkin dipinjamkan kepada perpustakaan lain, koleksi pengayaanlah yang saling dipertukarkan untuk bisa dibaca oleh siswa di masing-masing sekolah.
Untuk melakukan pengembangan koleksi, perpustakaan sekolah sebaiknya mempunyai komite yang terdiri dari guru, pustakawan dan perwakilan orang tua murid. Komite itulah yang melakukan tinjauan dan seleksi bahan pustaka yang akan dibeli. Pustakawan dalam komite tersebut bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan materi yang potensial untuk dikoleksi, dan berdasarkan pengalaman memperhitungkan berapa banyak jumlah eksemplar yang harus dibeli untuk setiapa judul yang akan dibeli serta direkomendasikan kepada komite. Komite ini harus mengetahui ke arah mana pengembangan koleksi pepustakaan sekolah tersebut, memastikan bahwa bahan pustaka yang dibeli akan menunjang kurikulum dan bermanfaat bagi pembinaan mental dan spiritual siswa.
Dalam melaksanakan pengembangan koleksi, perpustakaan sekolah memerlukan kebijakan koleksi secara tertulis sehingga apabila ada pihak-pihak yang ingin menetahui ataupun mengkritik, perpustakaan bisa menggunakan kebijakan tertulis tersebut sebagai dasar penjelasan.

2.      Perpustakaan yang diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara baik dan benar perlu didukung dengan tersedianya tenaga yang handal. Tenaga perpustakaan dapat terdiri dari tenaga yang berlatar belakang pendidikan formal ataupun nonformal.
Kekayaan dalam kualitas penyelenggaraan perpustakaan pada sumber daya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah merupakan unsur penting dalam pencapaian hasil yang tinggi untuk dapat menjadi  perpustakaan yang berkualitas. Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi, jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan kebutuhan khusus sekolah menyangkut jasa perpustakaan. Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi dan disamping itu juga ada tenaga penunjang seperti guru, teknisi, orangtua murid dan berbagai jenis relawan. Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sabagai pengganti tenaga yang digaji, melainkan dapat bekerja sebagai tenaga pendukung yang memberikan kerangka kerja formal dalam berbagai aktivitas perpustakaan. Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah juga merupakan hal yang penting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja bersama guna pencapaian hal berikut:
a.       mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum;
b.      mengembangkan, mengevaluasi pembelajaran dan pengetahuan informasi murid;
c.       mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya.
Bagi tenaga perpustakaan yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan formal di bidang ilmu pengetahuan perpustakaan dan ingin menjadi pejabat fungsional pustakawan, dianjurkan untuk mengikuti pendidikan ilmu perpustakaan di Universitas Terbuka (UT), karena pegawai tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Dengan demikian dapat menyongsong pembangunan jangka panjang, melihat besarnya jumlah pengguna pada perpustakaan tertentu dan tumbuhnya perpustakaan-perpustakan yang masih diperlukan, maka kebutuhan akan jumlah Pustakawan professional dapat segera terpenuhi.

3.      Rendahnya tingkat penggunaan perpustakaan merupakan hasil atau disebabkan kombinasi masalah-masalah kompleks, antara lain misalnya ekonomi, kebudayaan, sosiologi. Di antara faktor-faktor tersebut yang sangat menentukan sesungguhnya adalah faktor sosial psikologis, yang  memperngaruhi digunakan atau tidak digunakannya perpustakaan. Dalam hal ini sebenarnya kita dapat mempengaruhi faktor sosial psikologis pemakai dengan cara:
a.       Meningkatkan kebiasaan menggunakan perpustakaan;
b.      Menunjukkan bagaimana perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan indivindu mereka;
c.       Mengubah pola pikir siswa dalam hal penggunaan perpustakaan.
    Selain usaha-usaha berupa penerapan langsung strategi promosi, ada beberapa langkah yang sebenarnya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan citra perpustakaan. Merancang ulang pelayanan perpustakaan sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan modern yang lebih sadar informasi, tepat waktu dan spesifik tetapi multidisipliner adalah salah satu diantaranya.
    Konsep pemasaran tidak akan berhasil jika lingkkungan tidak mendukung penerapan praktik pemasaran untuk perpustakaan sangat perlu karena secara psikologis dan manajerial bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan kepada pengguna. Hal penting yang harus ditangani terutama berkaitan dengan psikologi indivindu, pola tindak dan pola pikir pengguna dan juga petugas. Ini termasuk sikap pustakawan dan pemahamannya tentang konsep pemasaran.
    Ada beberapa cara lain untuk melakukan promosi perpustakaan di SMPN 5 Pangkalpinang ini, yaitu dengan cara antara lain:
  1. Membuat brosur;
Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Hal ini juga salah satu cara yang dianggap paling murah dan tidak memerlukan biaya yang besar. Brosur ini dapat disebarkan ke seluruh linhgkungan sekolah tersebut (kelas-kelas).
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan jika ingin membuat brosur, yaitu:
-          Menetapkan cakupan informasi;
Jika akan membuat brosur tentang petunjuk penggunaan perpustakaan, maka informasi yang perlu dimuat adalah :
-          Nama instansi dalam hal ini tentunya perpustakaan,  dicetak agak lebih tebal atau besar daripada nama instansi yang membawahi.
-          Informasi alamat, dapat mencantumkan nama jalan, nomor telp, alamat E-mail;
-          Waktu pelayanan;
-          Peta ringkas/lokasi perpustakaan atau petunjuk lokasi koleksi;
-          Informasi tentang jenis koleksi dan pelayanan;
-          Fasilitas yang dimiliki perpustakaan;
-          Cara-cara dan peraturan peminjaman koleksi termasuk persyaratan menjadi anggota perpustakaan.
Diusahakan agar tidak menulis semua informasi mengenai perpustakaan dalan satu brosur, jadi buatlah sejumlah brosur yang kemudian dapat dijadikan ke dalam satu folder.
-          Merancang format;
Pastikan bahwa kertas yang anda pilih adalah kertas dengan mutu yang cukup baik. Tentunya sangat tergantung pada anggaran yang tersedia, akan tetapi pemilihan kertas yang bermutu merupakan syarat yang cukup penting. Tata letak dan huruf penullisan kata harus disesuaikan.
-          Memperbanyak dan menyebar kan brosur.
Setelah master brosur selesai dirancang, hal yang selanjutnya dilakukan adalah memperbanyak brosur. Biasanya memperbanyak brosur menggunakan sistem cetak  offset di percetakan. Penentuan jumlah eksemplar brosur sangat tergantung pada ketersediaan dana, jumlah pengguna dan tujuan penyebaran brosur.
  1. Pameran perpustakaan;
Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan cara mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna. Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran juga cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna dan tujuan dari pameran ini adalah untuk menampilkan apa yang dimiliki dan dilayankan di perpustakaan langsung kepada pengguna.
            Pada dasarnya  masih banyak berbagai kegiatan dalam rangka promosi perpustakaan yang dapat diketahui seperti: ceramah, poster, mengadakan lomba-lomba, dongeng dan lain sebaginya.
          Dari uraian diatas masalah-masalah dan pemecahannya yang ada di perpustakaan SMPN 5 pangkalpinang dapat lebih ditingkatkan dan dapat menjadi perpustakaan yang standart dan berkualitas.  



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa keadaan suatu Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Pangkalpinang perlu adanya peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya untuk mendukung tercapainya kemajuan dan kelancaran proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.  Dalam hal ini kita juga dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi suatu perpustakaan yang berkualitas didukung penuh oleh semua pihak yang ada di lingkungan sekolah tersebut termasuk penigkatan-peningkatan  perpustakaan antara lain:
(1)   Peningkatan pengembangan koleksi perpustakaan yang bertujuan untuk pendidikan, informasi, pengembangan watak pribadi dan penelitian sederhana.
(2)   Diperlukannya peningkatan tenaga pustakawan yang belum berlatar belakang pendidikan formal dan untuk menjadi jabatan fungsional.  Sebagai pustakawan yang memiliki peran penting di perpustakaan perlu melakukan pembaharuan dengan sistem yang ada dan dapat meningkatkan mutu pustakawan dengan cara melanjutkan pendidikan formal (D-II, D-III, S1 atau ilmu di bidang lain yang memiliki keterkaitan dengan perpustakaan atau ilmu pengetahuan), demi tercapainya program pemerintah melalui pendidikan.
(3)   Untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan layanan pendukung dapat menerapkan prinsip pemasaran atau promosi perpustakaan dengan cara membuat brosur, pamplet, poster, pameran perpustakaan dan lain sabagainya yang dapat memberikan rangsangan kepada pengguna/pemakai luar yang belum mengerti ungsi perpustakaan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

B.     Saran-saran
         Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, maka ada beberapa saran yang penyusun ingin sampaikan antara lain:
1.            Pengembangan koleksi merupakan kegiatan untuk menghasilkan bahan pustaka baru di perpustakaan berdasarkan hasil seleksi dan evaluai bahan pustaka. Jumlah koleksi bahan pustaka hasil pengembangan koleksi bisa bertambah dan bisa juga berkurang karena ada beberapa koleksi yang dipandang tidak relevan lagi dengan misi dan kebutuhan pemakai perpustakaan. Untuk melakukan pengembangan koleksi, Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang sebaiknya mempunyai komite sendiri, dan memerlukan kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis sehingga dapat dijadikan dasar bila terjadi pemeriksaan.
2.            Di dalam suatu perpustakaan dapat dikatakan sebagai perpustakaan yang berkualitas, salah satu faktor yang mendukung yaitu tenaga yang mengelola perpustakaan tersebut. Pendidikan yang melatarbelakangi seorang pustakawan juga berpengaruh besar bagi kesuksesan perpustakaan. Oleh karena itu, siapapun yang berada dalam lingkungan perpustakaan setidaknya memiliki ilmu dalam bidang perpustakaan. Untuk meningkatkan pelayanan pada Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang sebaiknya tenaga yang mengelola dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih erat kaitannya dengan pekerjaannya, yaitu ilmu di bidang perpustakaan, kearsipan atau bidang lainnya (D-II, D-III, S1).
3.            Salah satu unsur yang penting dalan usaha meningkatkan kualitas kinerja dan citra Perpustakaan SMP Negeri 5 Pangkalpinang yaitu melakukan promosi perpustakaan di dalam llingkungan sekolah tersebut agar dapat menghilangkan tradisi pengguna/pemakai bahwa perpustakaan adalah gudang buku. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam hal ini seperti: membuat brosur, pameran buku, mengadakan perlombaan minat baca, member hadiah kepada pengunjung yang aktif dan lain sabagainya. Dalam konteks ini promosi suatu perpustakaan setidaknya dapat dilakukan oleh pustakawan walau tidak rutin dan menurut anggaran yang tersedia saja. Hal ini sedikit banyaknya dapat berguna bagi mempublikasikan informasi.



DAFTAR PUSTAKA

Drs. A.R Ibnu Ahmad Shaleh.(1987). Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
         Jakarta: PT. Hidakarya Agung.

Drs. M. Sugiyanto.(2010). Pengembangan Koleksi.
         Jakarta: Perpusnas RI.

Sulistyo-Basuki.(2008). Pengantar Ilmu Perpustakaan
         Jakarta: Universitas Terbuka.

Sulistia. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah 
         Jakarta: Universitas Terbuka.

Drs. Hermawan, MLS.MA.(2001). Perpustakaan dan Kepustakawan
         Jakarta: Universitas Terbuka

Yuyu yulia, Janti Gristinawati Sujana. (2009). Pengembangan Koleksi.
         Jakarta: Universitas Terbuka.

Mustofa-badollahi, M.Lib. (1996). Promosi Jasa Perpustakaan.
         Jakarta: Universitas Terbuka.

Drs. M. Sugiyanto. (2010). Layanan Perpustakaan.
         Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.